CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Selasa, 18 November 2008

subhanallah


kisahku bermula ketika aku dipercaya oleh pon-pes tempatku belajar selama 6 tahun untuk menjadi "guru ngabdi". beribu rasa kala itu kurasakan. sedih karena niatku untuk melanjutkan kuliah harus tertahan setahun. bangga karena yang dipercaya menjadi guru mengabdi adalah siswa-siswa yang "cemerlang" begitu kata bapak kyia-ku.
ketika musim penerimaan murid baru dimulai. pimpinan pesantren memintaku untuk menggantikan seorang rekan yang berhalangan menjadi petugas piket penerimaan murid baru. kala aku sedang terkantuk-kantuk di meja piket, tiba -tiba sebuah tepukan halus mendarat di pundakku. "assalamualaikum ustadzah...." salam halus seorang anak. aku tergeragap dan langsung terjaga. seorang anak lelaki usia 12 tahun-an berdiri tepat di depanku, dengan seulas senyum terindah yang pernah kulihat. " aku mau mendaftar. kata bapak yang disana aku harus meminta formulir dulu disini" aku pun kemudian memberikan formulir tersebut dan mempersilahkannya untuk mengisi formulir di kantor TU saja. anak tersebut mengucapkan terimakasih kemudian melangkah ke kantor TU dengan langkah yang tak biasa. pandanganku reflek mengarah ke arah kaki anak tersebut. ya Allah... ternyata anak tersebut memiliki kaki yang timpang.
awal tahun ajaran baru pun tiba. aku menjadi guru bantu di kelas 1 A. siswaku berjumlah 30 orang. pagiku diawali dengan senyum -senyum lugu anak-anak yang baru saja lulus SD. aku minta satu persatu siswa memperkenalkan diri mereka. sampai pada urutan abjad R aku menyebutkan nama ryan dan mataku langsung tertumbuk pada seorang anak yang duduk di jejeran kedua. subhanallah... anak itu adlah anak yang pernah membuat hatiku basah beberapa waktu lalu. aku amati anak tersebut. benar dia adalah anak yang meminta formulir padaku beberapa waktu yang lalu.
"namaku ryansyah. aku berasal dari bekasi. aku ingin belajar di pesantren ini karena kata tetanggaku aku bisa banyak menghafal alqur'an dan bisa menikmati ikan teri "jaket" (panggilan akrab para santri untuk ikan yang diberi tepung)" dengan lantang ryan memperkenalkan dirinya. ada yang menarik dari sosok ryan. tiap kali aku meminta bantuan seorang temannya untuk membantu dia berjalan menaiki tangga (karena kelas kami posisinya berada di bawah), ryan selalu berkata : " jangan istimewakan aku ustadzah". sejak saat itu aku memperlakukan ryan sama seperti yang lainnya. pernah suatu hari, ananda ryan terlambat sampai di kelas 1/2 jam-an. aku langsung memarahinya dan membuatnya berjanji untuk tidak terlambat lagi tanpa menanyakan alasan keterlambatannya. ternyata keesokan harinya ryan sudah duduk manis menunggu kedatanganku ke kelas. sambil tetap tersenyum dia berkata " tahu tidak ustadzah, semalaman ana belajar untuk menuruni tangga lebih cepat dari biasanya. ana minta hanif untuk mencatat waktu ana. setelah ana tahu waktu tercepat ana, ana langsung tidur dan bangun cepat biar tidak terlalu ngantri di hamam (k. mandi) dan langsung ke kelas. sekarang ana tidak terlambat lagi kan?" urainya penuh semangat. aku sangat takjub mendengarnya. dan aku pun bertanya " kenapa anta melakukan itu semua?" dengan masih tersenyum ia menjawab " aku tidak ingin dipandang aneh dan diistimewakan oleh ustadzah, aku juga tidak ingin membuat ustazah kecewa padaku! subhanallah .... runtuhlah air mataku mendengarnya dan sejak saat itu banyak sekali hikmah tentang perjuangan dan semangat hidup yang kupelajari dari ryan kecilku. thank you ryan, for being my inspiration and a great motivator (nurul)

0 komentar: